Sosialisasi Platform Community LED Monitoring Optimalisasi dan Scale Up Aplikasi Lapor TBC di Kota Banjarbaru
Yayasan Bekantan TB Kalimantan Selatan – Selasa, 23 Juli 2024 bertempat di Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru mengadakan kegiatan Sosialisasi Lapor TBC dengan Judul Sosialisasi Platform Community LED Monitoring Optimalisasi dan Scale Up Aplikasi Lapor TBC di Wilayah Kota Banjarbaru.
Sosialisasi pertama di Kota Banjarbaru ini dihadiri oleh Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, Dinas Sosial Kota Banjarbaru, Pengelola Program TB dan/atau HIV, Kader TB Puskesmas Kota Banjarbaru, ASA Borneo Kota Banjarbaru dan JIP (Jaringan Indonesia Positf) Kota Banjarbaru. Dan menghadirkan narasumber dari Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru yaitu Ibu dr. Juhai Triyanti Agustina, MM. KES selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru memaparkan materi Gambaran Situasi TBC di Kota Banjarbaru.
Paparan yang disampaikan oleh Ibu Kadinkes Kota Banjarbaru sangat menarik seluru peserta menyimak penyampian dari Ibu Kadinkes. Beliau menuturkan Kota Banjarbaru terdiri dari 5 Kecamatan dengan 10 Puskesmas dan rata-rata kader dibentuk oleh puskesmas, kemudian menjelaskan kegiatan yang telah dilaksanakan, tantangan/hambatan, dan rencana tindak lanjutnya. Saat ini Kota Banjarbaru Estimasi kasus TB berjumlah 1.009 dengan yang ternotifikasi kasus tbc 435 dan ternotifikasi TB RO 10 (data per Januari s.d Juni 2024). Hal ini tentu saja diperlukan penanganan yang tepat agar kasus TBC di Kota Banjarbaru dapat diatasi sedini mungkin dengan melacak riwayat orang dengan TB pernah kemana saja dan memeriksa orang disekitarnya.

Dilanjutkan dengan paparan kedua Resume Dashboard Aduan yang Masuk dari LaporTBC.id dan Aplikasi yang di fasilitasi oleh Bapak Helmi Ketua Yayasan Bekantan TB Kalimantan Selatan. Dari paparan ini Bapak Helmi menjelaskan aplikasi dan web Lapor tbc serta mengajak para peserta untuk mendownload aplikasi Lapor TBC di Handphone masing-masing.

Peserta yang telah menyimak penjelasan mengenai lapor tbc pun mengajukan beberapa pertanyaan seperti : pertanyaan pertama dari perwakilan ibu-ibu kader puskesmas beliau bertanya “Apakah bisa aplikasi Lapor TBC ini menerima aduan tentang pasien yang tidak ingin memeriksakan diri atau berobat ke puskesmas?”. Pertanyaan kedua dari Dinas Sosial beliau menerima kasus orang terlantar namun memiliki riwayat kesehatan yang kira-kira bergejala TBC, pertanyaannya “Bisakah dengan Aplikasi Lapor TBC ini dapat membantu orang tersebut agar dapat jalan terbaik bagaimana orang tersebut seharusnya”. Bapak Helmi pun memberikan jawaban menurutnya “Bisa saja untuk di adukan ke Aplikasi namun untuk tindak lanjutnya tetap pada stakeholder yang menangani kasus tersebut dan nanti kita bisa adakan advokasi kepada pemangku kepentingan agar masalah tersebut dapat terselesaikan”.

Dengan berakhirnya sesi tanya jawab diatas berakhir pula kegiatan sosialisasi Lapor TBC di Wilayah Kota Banjarbaru ini. Semoga dengan adanya sosialisasi LaporTBC ini dapat meningkatkan kesadaran terkait pentingnya Community LED Monitoring dalam penanggulangan tuberkulosis di Indonesia.
